Transportasimedia.com - Yogyakarta International Airport (YIA) mencatatkan diri sebagai salah satu bandara tersibuk selama masa mudik dan balik Lebaran 2025. Dengan jumlah penumpang yang mencapai ratusan ribu orang, YIA membuktikan perannya sebagai pusat mobilitas utama di Indonesia.
Keandalan bandara ini tak lepas dari peran penting PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) dalam menyuplai produk semen berkualitas tinggi yang digunakan untuk membangun infrastruktur bandara berstandar internasional tersebut.
SIG Dukung Infrastruktur Strategis Nasional
YIA merupakan proyek strategis nasional yang berdiri di atas lahan seluas 587 hektare di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Terminal penumpangnya seluas 219.000 meter persegi mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun, sementara landasan pacu sepanjang 3.250 meter dapat melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 dan Airbus A380.
“Kami memahami bahwa setiap konstruksi memiliki kebutuhan spesifik. Produk SIG dirancang untuk menjawab tantangan tersebut dengan kualitas dan daya tahan tinggi,” ujar Vita Mahreyni, Corporate Secretary SIG.
Tangguh Hadapi Bencana Alam
- Bangunan YIA didesain dengan standar ketahanan luar biasa, antara lain:
- Tahan gempa hingga 8,8 Magnitudo
- Tahan tsunami hingga 12,8 meter di atas permukaan laut
- Sistem pengendalian banjir dengan kapasitas total 223.300 m³ dari kolam dan saluran penampung air
- Crisis Centre empat lantai yang mampu mengevakuasi hingga 1.000 orang dalam keadaan darurat
Lebih dari 150 Ribu Ton Semen Disuplai oleh SIG
Dalam pembangunan YIA dari Desember 2018 hingga Mei 2019, SIG telah menyuplai lebih dari 150.000 ton semen untuk membangun landasan pacu, struktur utama terminal, dan fasilitas pendukung lainnya. Produk semen khusus ramah lingkungan juga digunakan untuk menghadapi tantangan geografis dan lingkungan sekitar bandara.
“SIG memiliki solusi produk dan layanan konstruksi yang lengkap, dari semen umum hingga varian khusus yang ramah lingkungan, menjadikan kami mitra andal untuk pembangunan proyek-proyek besar di Indonesia,” tambah Vita Mahreyni. (*)
