Masyarakat Transportasi: Mudik Bukan Hanya Sekedar Lancar

Masyarakat Transportasi: Mudik Bukan Hanya Sekedar Lancar
Dok. ist (Pemudik)

Transportasimedia.Com | Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijawarno menyayangkan sikap pemerintah yang mengklaim angkutan lebaran 2025 berjalan lancar. Menurutnya, mudik bukan hanya sekedar lancar.

Djoko mengatakan, jumlah pemudik pada lebaran 2025 mengalami penurunan akibat tekanan ekonomi. Para ASN muda, misalnya, lebih baik mengurangi pendapatannya untuk membayar cicilan rumah dan kendaraan, sehingga mereka memilih tidak mudik.

Laporan INDEF menunjukkan, realisasi penerimaan pajak dari konsumsi masyarakat turun drastis dari Rp 35,6 triliun menjadi Rp 2,58 triliun. Akibatnya, jumlah pemudik pun menurun. Hanya 10,1 juta pemudik tercatat H-10 hingga H+2, lebih sedikit 563.000 dibandingkan dengan 2024.

Bahkan, kata Djoko, data Bank Indonesia, perputaran uang selama lebaran tahun 2021 sebesar Rp 154,5 triliun, tahun 2022 (Rp 150 triliun), tahun 2023 (Rp 240 triliun), tahun 2024 (Rp 157,3 triliun) dan tahun 2025 diperkirakan Rp 137,9 triliun. Efek kebijakan pemerintah yang kurang tepat menyebabkan perputaran uang selama Lebaran tahun 2025 turun sebesar Rp 20 triliun.

“Penyelenggaraan mudik lebaran sudah bertahun-tahun, namun untuk mendapatkan angka realisasi pemudik belum didapat angka secara pasti. Angka yang dikumpulkan hanya sebatas kuota yang disediakan,” kata Djoko, Minggu (13/4/2025).

Djoko menjelaskan, kebijakan sistem satu arah ( one way) tidak bisa menjadi solusi jangka panjang. Inovasinya jangan cuma sistem satu arah. Negara lain, seperti RRC saat Imlek atau AS saat Thanksgiving juga punya musim mudik, masyarakatnya menggunakan angkutan umum

Dalam jangka menengah dan panjang, pemudik harus mulai dialihkan lebih banyak menggunakan kendaraan umum. Pembenahan angkutan umum dari hulu hingga hilir mulai sekarang harus dilakukan. Penguatan angkutan umum di daerah minimal di Pulau Jawa harus dituntaskan dalam lima tahun ke depan. Layanan angkutan umum hingga ke pedesaan untuk mengurangi operasi travel gelap.

“Membiarkan pemudik menggunakan kendaraan pribadi akan memboroskan keuangan negara,” ungkapnya.

Usai masa mudik lebaran, Djoko meminta pemerintah segera membuat program untuk lebaran tahun depan. Jangan menunggu tahun depan mendekati masa mudik lebaran, baru dikeluarkan program baru.

Program yang akan diputuskan masa mudik lebaran 2016, minimal 6 bulan sebelum masa mudik lebaran sudah diputuskan. Mengalihkan pemudik menggunakan angkutan umum akan mendukung kebijakan ketahanan energi. Mengurangi pemudik motor dengan membatasi dimuat 2 orang setiap sepeda motor turut mengurangi angka kejadian kecelakaan.

“Membenahi pendataan pemudik dan membuat program baru sangat dinantikan untuk musim mudik lebaran 2026,” pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi mengklaim bahwa penyelenggaraan angkutan lebaran 2025 berjalan lancar dan aman.  

Adapun jumlah orang yang melakukan perjalanan atau mobilitas intra dan antar provinsi se-Indonesia pada masa Lebaran 2025 sekitar 154,63 juta orang. Angka tersebut lebih besar 5,6% dari hasil survey potensi pergerakan Angkutan Lebaran 2025 sebanyak 146,67 juta orang.

Dari sisi keselamatan, berdasarkan data Integrated Road Safety Management System Korlantas POLRI, kecelakaan lalu lintas pada Angleb 2025 tercatat turun 34,31% yoy menjadi sebanyak 4.640 kecelakaan dibandingkan dengan Angleb 2024 sebanyak 7.064 kecelakaan.

"Alhamdulillah, secara umum penyelenggaraan transportasi pada masa Angkutan Lebaran 2025 berjalan lancar dan aman,” kata Dudy usai menutup posko angkutan lebaran 2025, Sabtu (12/4/2025).

#MudikAman

Index

Berita Lainnya

Index