Transportasimedia.Com| Kecelakaan lalulintas pada Angkutan Lebaran 2025 megalami penurunan hingga 34,31 persen jika dibandingkan tahun lalu. Pergerakan orang saat Lebaran 2025 mencapai 154,6 juta orang.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi mengatakan, berdasarkan data Integrated Road Safety Management System Korlantas POLRI, kecelakaan lalu lintas pada anfkutan lebaran 2025 tercatat turun 34,31% yoy menjadi sebanyak 4.640 kecelakaan dibandingkan dengan Angleb 2024 sebanyak 7.064 kecelakaan.
"Alhamdulillah, secara umum penyelenggaraan transportasi pada masa Angkutan Lebaran 2025 berjalan dengan lancar dan aman," kata Dudy dikutip Minggu (13/4/2025).
Dudy mengklaim turunnya angka kecelakaan tersebut diakibatkan oleh beberapa kebijakam yang dileluarkan, si antaranya yaitu menginisiasi pemberlakuan Flexible Working Arrangement (FWA) untuk ASN dan pegawai BUMN, membatasi angkutan Logistik 3 sumbu ke atas, menerapkan manajemen rekayasa lalu lintas bersama Korlantas Polri, menurunkan harga tiket pesawat ekonomi domestik, memberikan diskon tarif tol hingga menerapkan delaying system untuk mengurai kemacetan di Merak dan Bakauheni.
Selain itu, pemerintah juga menyelenggarakan program mudik gratis terintegrasi untuk penumpang angkutan darat, kereta api serta angkutan laut. Adapun realisasi penumpang mudik gratis angkutan darat sebanyak 88.352 penumpang dan 254 motor, mudik gratis laut sebanyak 44.291 tiket, serta mudik gratis sepeda motor melalui kereta api sebanyak 1.745 unit motor.
"jumlah orang yang melakukan perjalanan atau mobilitas intra dan antar provinsi se-Indonesia pada masa Lebaran 2025 sekitar 154,63 juta orang. Angka tersebut lebih besar 5,6% dari hasil survey potensi pergerakan Angkutan Lebaran 2025 sebanyak 146,67 juta orang,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijawarno menuturkan, penurunan angka kecelakaan itu disebabkan oleh turunya jumlah pemudik.
“Jumlah pemudik pada lebaran 2025 mengalami penurunan akibat tekanan ekonomi. Para ASN muda, misalnya, lebih baik mengurangi pendapatannya untuk membayar cicilan rumah dan kendaraan, sehingga mereka memilih tidak mudik,” pungkasnya.