Dari Dapur ke Energi Terbarukan: Perempuan Indonesia Siap Pimpin Transisi Energi

Dari Dapur ke Energi Terbarukan: Perempuan Indonesia Siap Pimpin Transisi Energi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Arifah Choiriyah Fauzi bersama Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi, siap melakukan test drive mobil hidrogen, di GHES 2025. (Dok. transportasimedia.com)

Transportasimedia.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Arifah Choiriyah Fauzi, mengajak perempuan Indonesia untuk berperan aktif dalam mendukung transisi energi bersih dan berkelanjutan. Hal ini disampaikannya dalam acara Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA Arifah bersama Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, serta jajaran Ikatan Pimpinan Tinggi (PIMTI) Perempuan Indonesia melakukan test drive mobil hidrogen, Toyota Crown FCEV, sebagai simbol nyata dukungan terhadap energi ramah lingkungan.

Arifah menyoroti pentingnya penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar alternatif. “Mobil hidrogen sangat ramah lingkungan. Tidak menghasilkan asap, hanya air yang menetes. Ini sangat penting untuk menjaga ekosistem dan mengurangi polusi, terutama di kota besar seperti Jakarta,” ujarnya.

The Power of Emak-Emak dalam Transisi Energi

Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi, yang juga menjadi pengemudi dalam test drive tersebut, telah mendorong pengembangan teknologi hidrogen selama lebih dari dua dekade. Hal ini menunjukkan kontribusi nyata perempuan dalam sektor energi, yang sebelumnya didominasi oleh laki-laki.

“Perempuan sebenarnya adalah manajer utama di rumah tangga. Mereka punya peran penting dalam menentukan gaya hidup dan pilihan energi keluarga, termasuk dalam memilih kendaraan yang ramah lingkungan,” jelas Arifah.

Menurut Arifah, kebiasaan-kebiasaan sederhana yang dilakukan perempuan, seperti mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan dan memilih perangkat rumah tangga hemat energi, merupakan bagian dari upaya transisi energi nasional.

“Biasanya suami akan tanya dulu ke istri saat ingin membeli kendaraan. Dan emak-emak pasti pilih yang murah, sehat, dan ramah lingkungan. Di sinilah kekuatan perempuan dalam menentukan arah konsumsi energi keluarga,” tambahnya.

Menteri PPPA menegaskan bahwa GHES 2025 membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi agen perubahan dalam pembangunan berkelanjutan. “Kami ingin menghapus stigma bahwa perempuan hanya penonton dalam transisi energi. Justru kami pelaku dan penggeraknya,” tutup Arifah. (*)

#Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Arifah Choiriyah Fauzi

Index

Berita Lainnya

Index