Transportasimedia.Com| Perusahaan otomotif asal Tiongkok, Build Your Dreams (BYD) klaim kuasai 50 persen pasar mobil listrik Indonesia selama kuartal pertama tahun ini. Angka itu membuktikan betapa perkasanya BYD di pasar kendaraan listrik nasional.
Operation Director BYD Indonesia, Nathan Sun mengatakan, selama kuartal pertama tahun ini, angka kumulatif penjualan BYD dan Denza sebagai sub-brand tembus 8.200 unit atau 50 persen dari pasar mobil listrik nasional. Dirinya mengklaim bahwa saat ini BYD menguasai separuh pasar BEV (battery electric vehicle) di Indonesia.
“Ini jadi bukti kami merek mobil listrik nomor satu di sini," ujar Nathan saat menyampaikan materi di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat dikutip Sabtu (3/5/2025).
Saat ini, BYD menawarkan beberapa model mobil listrik di Indonesia, antara lain BYD Dolphin, BYD Atto 3, BYD Seal, dan BYD M6. Selain itu, ada juga BYD Sealion 7 dan Denza D9 yang termasuk dalam jajaran mobil BYD di Indonesia.
Nathan memastikan, BYD tak hanya besar di pasar Indonesia, melainkan juga global. Perusahaan asal China tersebut menjual 1 juta unit mobil listrik di dunia selama Januari-Maret 2025. Nominal tersebut naik 59,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BYD juga mencatat ekspor kendaraan dalam jumlah signifikan selama Maret 2025.
"Penjualan ekspor BYD juga menonjol secara signifikan, mencapai lebih dari 72.000 unit hanya pada Maret 2025, memberikan rekor terbaru hingga naik 89 persen dibandingkan pada bulan sama tahun lalu," ujarnya.
Lalu siapa BYD sebenarnya?
Didirikan pada November 1994, BYD adalah perusahaan teknologi tinggi yang berdedikasi untuk memanfaatkan inovasi teknologi demi kehidupan yang lebih baik. Setelah lebih dari 29 tahun pertumbuhan pesat, BYD telah memainkan peran penting dalam industri terkait elektronik, otomotif, energi terbarukan, dan transit kereta api.
Dengan fokus pada akuisisi, penyimpanan, dan aplikasi energi, BYD menawarkan solusi energi baru tanpa emisi yang komprehensif. Sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong dan Bursa Efek Shenzhen, pendapatan tahunan BYD pada tahun 2023 melebihi RMB 602 miliar atau setara dengan IDR 1.361 triliun.
BYD Auto selaku anak perusahaan dari BYD Company yang bermain di bidang otomotif.
BYD Auto didirikan pada Januari 2003, setelah mengakuisisi dan merestrukturisasi Xi'an Qinchuan Automobile. Mobil pertama yang dirancang oleh BYD adalah BYD F3 yang mulai diproduksi pada 2005. Pada 2008, BYD meluncurkan kendaraan listrik hibrida plug-in pertamanya BYDF3DM, diikuti oleh BYD e6 kendaraan listrik baterai pertamanya, pada 2009.
BYD Auto mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan sejak 2020, didorong oleh meningkatnya pangsa pasar kendaraan energi baru di Tiongkok. Sejak 2021, perusahaan mulai memperluas penjualan mobil penumpang listrik ke pasar luar negeri, terutama di Eropa, Asia Tenggara, Oseania, dan Amerika Latin. Pada Maret 2022, BYD menghentikan produksi mobil dengan mesin pembakaran internalmurni untuk fokus pada kendaraan energi baru.
Pada kuartal keempat 2023, BYD menjadi produsen kendaraan listrik baterai dengan penjualan tertinggi di dunia, melampaui Tesla.
BYD juga menjadi merek mobil terlaris di Tiongkok sejak 2023, menggantikan Volkswagen yang memegang posisi tersebut sejak liberalisasi ekonomi di industri otomotif Tiongkok. BYD juga merupakan produsen mobil dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga di dunia.
Perusahaan ini dikenal dengan integrasi vertikalyang luas, memanfaatkan keahlian grup BYD dalam memproduksi baterai dan komponen terkait lainnya seperti motor listrik dan unit kontrol elektronik. Sebagian besar komponen yang digunakan dalam kendaraan BYD diklaim diproduksi sendiri di dalam grup, memungkinkan kontrol dan fleksibilitas dalam biaya dan volume produksi.
Grup ini juga mengoperasikan tambang litium, pemrosesan litium, produksi baterai, dan unit manufaktur chip komputer internal. Hingga 2024, anak perusahaan baterai listrik BYD, FinDreams Battery, adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua di dunia setelah CATL. Perusahaan ini mengkhususkan diri pada baterai litium besi fosfat (LFP), termasuk Blade battery yang merupakan teknologi milik BYD.