Perluasan TransJatim Turunkan Inflasi Sektor Transportasi

Perluasan TransJatim Turunkan Inflasi Sektor Transportasi

Transportasimedia.Com| Transportasi umum di Jawa Timur dinilai berhasil menurunkan angka inflasi pada sektor transportasi di Jawa Timur. Pengembangan Trans Jatim dilakukan agar lebih banyak lagi masyarakat yang merasakan manfaatnya. 

Studi  Multiplier Effect_Trans Jatim (2023), menunjukkan besarnya pengeluaran transportasi rata-rata per penumpang per bulan sebesar 13 persen dan setelah menggunakan Trans Jatim tinggal 5 persen. Keberadaan Bus Trans Jatim telah membantu menurunkan angka inflasi pada sektor transportasi di Jawa Timur.

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan, moda transportasi publik Trans Jatik menjadi solusi sejumlah persoalan yang mengemuka, seperti maraknya kecelakaan, kemacetan, dan infrastruktur yang kurang memadai hingga kesenjangan transportasi antardaerah di kawasan penyangga ibu kota Provinsi Jatim. 

“Jatim termasuk provinsi yang sangat peduli dengan pembenahan sistem angkutan umum. Transportasi memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung mobilitas pekerja, sekaligus mengatasi biaya tinggi di sektor transportasi. Manfaat lain, mendorong pertumbuhan ekonomi warga,” kata Djoko dalam siaran tertulisnya, Jumat (30/5/2025).

Djoko menjelaskan, berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur (2025), Bus Trans Jatim sudah membuka 5 koridor dengan skema pembelian layanan ( buy the service). Terdapat dua jenis layanan, yaitu regular dan luxury. Kelima koridor dilayani 110 bus terdiri 107 bus regular dan 3 bus bus luxury. Ada lima operator yang mengoperasikan 3 luxury bus, 77 bus high deck dan 30 bus low deck. Panjang koridor operasional per hari dari kelima mencapai 29.988 km. jumlah pelanggan selam tahun 2024 sebanyak 4.715.809 penumpang. 

Pada 2025, Trans Jatim berencana menambah 3 koridor, yaitu koridor 6 rute Mojokerto – Sidoarjo, koridor 7 rute Surabaya – Sidoarjo via jalan arteri lingkar barat dan koridor 8 rute Malang – Batu. Sementara 2026 akan ada koridor 9 dengan rute di aglomerasi Malang Raya dan koridor 10 mengembangkan rute aglomerasi di Kediri Raya.

Pada 26 Mei 2025 diluncurkan Koridor VI (Patih Gajah Mada) rute Terminal Kertajaya (Kab. Mojokerto) – Terminal Porong (Kab. Sidoarjo). Di sepanjang jalur yang dilewati bus ini terdapat 27 halte/bus stop dan berbagai sektor strategis, seperti kawasan perdagangan, rumah sakit, sekolah, dan pasar tradisional. Disediakan 14 bus untuk melayani rute ini.

“Agar tidak banyak menimbulkan gejolak sosial, maka pola pembelian layanan dengan menggunakan pola scrapping . Pola ini dilakukan untuk tetap mempertahankan operator yang ada (eksisting) agar tetap melayani. Semula pola manajemen pribadi, sekarang pola manajemen perusahaan. Kehadiran Bus Trans Jatim tidak menggusur operator yang sudah ada, namun menggeser sistem manajemen menjadi lebih baik,” ungkapnya.

*Potensi pendapatan*

Tingkat isian dan pendapatan dari tarif penumpang terbesar di koridor 1 (rute Sidoarjo – Surabaya – Gresik). Selama tahun 2024, jumlah penumpang sebanyak 4.715.809 orang. Pendapatan Bus Trans Jatim dari lima koridor sebesar Rp 20,439 miliar. Koridor 1 (Rp 10,057 miliar), koridor 2 (Rp 4,594 miliar), koridor 3 (Rp 3,434 miliar), koridor 4 (Rp 1,510 miliar) dan koridor 5 (Rp 841,978 juta).

Kerjasama branding iklan di badan bus, terminal dan halte memberikan pendapatan tambahan selain tarif dari penumpang. Pendapatan dari iklan tahun 2023 sebesar Rp 443,7 juta dan tahun 2024 meningkat menjadi Rp 1,368 miliar. Subsidi operasional yang dianggarkan tahun 2025 oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 164 miliar.

Berita Lainnya

Index