Kendaraan Hidrogen Butuh Dukungan, PLN Priok Sudah Siap Infrastruktur

Kendaraan Hidrogen Butuh Dukungan, PLN Priok Sudah Siap Infrastruktur
PLN IP UBP Priok menerima kunjungan peserta GHES 2025 yang berlokasi di Senayan, Jakarta.

Transportasi Indonesia | Pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi alternatif mulai menunjukkan perkembangan di Indonesia. Dalam upaya mendukung transisi menuju energi rendah emisi, PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Priok menyatakan kesiapan infrastrukturnya untuk mendukung pengembangan kendaraan berbasis hidrogen.

General Manager PLN Indonesia Power UBP Priok, Buyung Arianto, menyampaikan bahwa fasilitas produksi hidrogen di unit ini telah beroperasi selama sekitar delapan tahun. Produksi tahunan mencapai sekitar 8 ton, dengan pemanfaatan sebesar 3,3 ton untuk kebutuhan pendinginan generator. Sisanya, sekitar 4,7 ton, berpotensi digunakan di luar sektor pembangkit, termasuk transportasi.

“Ini artinya, kita tidak hanya memproduksi hidrogen, tapi sudah punya ekosistem awal produksi, penyimpanan, kompresi, hingga distribusi ke stasiun pengisian kendaraan,” jelas Buyung.

Aspek keselamatan juga menjadi perhatian dalam pengelolaan fasilitas ini. Buyung menegaskan bahwa sistem yang diterapkan telah mengacu pada standar internasional, termasuk dalam hal deteksi kebocoran dan ventilasi otomatis.

“Hidrogen sangat aman bila dikelola dengan baik. Sistem kami mengikuti standar internasional, termasuk sistem deteksi kebocoran dan ventilasi otomatis,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kendaraan hidrogen dapat menjadi pilihan alternatif untuk kota-kota dengan tingkat polusi tinggi, seperti Jakarta.

“Hidrogen itu hanya menghasilkan uap air. Tidak ada CO₂, tidak ada NOx, tidak ada partikulat. Di kota seperti Jakarta yang polusinya tinggi, kendaraan hidrogen bisa jadi solusi,” jelasnya.

Di sektor pembangkitan, UBP Priok juga mempertimbangkan penggunaan hidrogen melalui skema co-firing bersama gas alam. Skema ini dinilai dapat membantu mengurangi emisi dari pembangkit listrik tenaga gas.

“Kita sudah studi, co-firing antara methane dan hydrogen bisa menurunkan emisi CO₂. Ini cocok untuk PLTGU yang masih berbasis gas. Kami tinggal menunggu perkembangan suplai hidrogen yang cukup besar,” tutup Buyung.

#Kendaraan Hidrogen

Index

Berita Lainnya

Index