Kota Solo terpilih sebagai tuan rumah EASTS 2025 dan TransConnect Expo, menyoroti peran Indonesia dalam membangun transportasi berkelanjutan dan melestarikan budaya Jawa. MTI memimpin langkah menuju panggung global.
Transportasimedia.com - Kota Solo, pusat kebudayaan Jawa yang kaya akan warisan sejarah, kembali menjadi sorotan dunia. Kali ini, Solo dipercaya menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Eastern Asia Society for Transportation Studies (EASTS) ke-16 dan TransConnect Expo 2025, yang akan digelar pada 1–4 September 2025.
Pemilihan Kota Solo sebagai lokasi utama bukan tanpa alasan. Kota ini dikenal sebagai kota yang menjaga warisan budaya leluhur melalui berbagai institusi seperti Keraton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran, serta festival budaya seperti Solo Batik Carnival dan Festival Keraton. Semua ini mencerminkan kekayaan nilai lokal yang selaras dengan tema konferensi, yaitu "Harnessing Local Wisdom and Green Technology to Build a Sustainable Transport Sector in Eastern Asia."
MTI Dorong Citra Positif Transportasi Indonesia di Kancah Global
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Tory Damantoro, menekankan pentingnya momentum ini. Ia menyatakan bahwa EASTS 2025 bukan sekadar forum akademik, melainkan kesempatan strategis untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun sistem transportasi yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis kearifan lokal.
“Melalui EASTS 2025, kita bisa menampilkan bagaimana Indonesia, dengan segala dinamikanya, berkomitmen dalam membangun sistem transportasi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Tory.
EASTS 2025 dan TransConnect Expo diperkirakan akan dihadiri oleh 800–900 peserta dari 19 negara, menjadikannya ajang ideal untuk menunjukkan transformasi ekosistem transportasi Indonesia kepada dunia.
Solo, Lebih dari Sekadar Tuan Rumah
Solo bukan hanya lokasi strategis, tetapi juga ikon budaya yang menggambarkan semangat kearifan lokal Indonesia. Kota ini menyimpan nilai-nilai luhur yang tercermin dalam arsitektur, seni, dan keramahan warganya. Wisatawan yang datang akan disuguhi pesona batik, kuliner khas seperti nasi liwet dan dawet ayu, serta jejak sejarah dari dua keraton besar.
Dengan slogan "Solo The Spirit of Java," kota ini menjadi simbol kuat dari keselarasan antara budaya, teknologi hijau, dan pembangunan transportasi yang ramah lingkungan. (*)
