Kementerian PUPR bersiap membangun tanggul pantai Tahap 7 di Teluk Jakarta untuk mengatasi banjir dan penurunan muka tanah. Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terintegrasi dengan pembangunan sistem polder dan pengendalian air bersih.
Transportasimedia.com - Untuk mengatasi penurunan muka tanah (land subsidence) dan mengurangi risiko banjir di wilayah pesisir Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melanjutkan pembangunan tanggul pantai Jakarta sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Menteri PUPR, Dody, menyatakan bahwa pengamanan pesisir pantai menjadi prioritas dalam agenda infrastruktur nasional. “Proyek ini merupakan bagian dari PSN yang bertujuan melindungi Jakarta dari ancaman rob dan penurunan muka tanah,” tegasnya.
Tahap 7: Pembangunan Tanggul dan Sistem Polder Terpadu
Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR akan memulai Pembangunan Tanggul Pesisir Tahap 7, dimulai dari:
Paket 1: Pembangunan tanggul sepanjang 100 meter di Kali Ancol dan Kali Dadap, direncanakan menggunakan dana APBN 2025 dan dilakukan dengan skema Single Year Contract (SYC).
Paket Lanjutan: Sepanjang 850 meter di Kali Ancol, Muara Baru Barat, dan Cilincing, diusulkan melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema Multi Year Contract (MYC) untuk periode 2026–2027.
Selain itu, akan dibangun satu unit sistem polder di Kali Dadap sebagai bagian dari sistem pengendali banjir yang terintegrasi dengan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN).
Capaian dan Rencana Lanjut
Hingga 2024, total panjang tanggul pengaman pantai Jakarta yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR mencapai 14,75 kilometer. Pembangunan ini terbagi ke dalam enam tahap dan mencakup wilayah:
- Kalibaru
- Kamal Muara
- Muara Baru
- Kali Ancol
- Dadap
Pendekatan Terpadu: Air Bersih, Limbah, dan Infrastruktur Tahan Banjir
Kementerian PUPR menekankan bahwa pembangunan tanggul ini adalah bagian dari sistem pengendalian banjir terpadu yang juga mencakup:
- Penyediaan air bersih melalui proyek Bendungan Karian dan Jatiluhur
- Pengelolaan air limbah melalui Jakarta Sewerage Development System
Seluruh pendekatan ini dirancang untuk mengurangi risiko banjir, abrasi pantai, serta mencegah penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah berlebihan.
Proyek ini menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun sistem ketahanan kota yang inklusif dan berkelanjutan, guna menyelamatkan Jakarta dari ancaman lingkungan jangka panjang. (*)