Transportasimedia.Com| KAI Commuter terus mengakselerasi modernisasi Stasiun Tanah Abang guna mengimbangi lonjakan mobilitas masyarakat perkotaan. Stasiun transit tersibuk di Jakarta ini diproyeksikan akan melayani hingga 300.000 pengguna Commuter Line per hari dalam lima tahun ke depan.
Angka tersebut naik signifikan dari kapasitas eksisting sebesar 150.000 penumpang. Saat ini, rata-rata jumlah penumpang harian di Stasiun Tanah Abang telah mencapai 215.395 orang, yang terdiri dari 48.478 penumpang naik, 45.823 penumpang turun, dan 121.094 penumpang transit setiap hari. Volume yang tinggi ini menandakan perlunya transformasi besar pada infrastruktur dan layanan stasiun.
“Modernisasi ini adalah respon terhadap lonjakan mobilitas masyarakat urban yang terus meningkat, khususnya pada jalur-jalur utama seperti Bekasi/Cikarang dan Rangkasbitung,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/7/2025).
Pada 2025, jumlah perjalanan Commuter Line yang melewati Tanah Abang meningkat menjadi 485 perjalanan per hari, naik dari 467 perjalanan pada tahun sebelumnya. Rinciannya, 281 perjalanan untuk Lintas Bekasi dan 204 untuk Lintas Rangkasbitung.
Tren peningkatan pengguna juga terlihat dari data tahunan. Pengguna Commuter Line Lintas Bekasi/Cikarang naik 17,8% dari 71,6 juta orang pada 2023 menjadi 84,4 juta orang pada 2024. Sementara itu, Lintas Serpong/Rangkasbitung tumbuh 12,7%, dari 62 juta menjadi 70 juta orang. Selama periode Januari hingga Mei 2025, kedua lintas tersebut telah melayani hampir 65 juta penumpang.
Volume penumpang tinggi tidak hanya terjadi saat hari kerja. Pada akhir pekan, rata-rata penumpang naik mencapai 35.016 orang dan turun 33.834 orang, sementara jumlah penumpang transit tetap dominan di angka 113.474 orang per hari.
Untuk mengatasi tantangan ini, pembangunan stasiun baru Tanah Abang dirancang mampu menampung hingga 300.000 penumpang per hari, termasuk penambahan jalur aktif dari 4 menjadi 6 dan jumlah peron dari 2 menjadi 4. Proyek pengembangan ini merupakan kolaborasi antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), KAI, KAI Commuter, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pekerjaan teknis yang ditangani DJKA meliputi perluasan bangunan stasiun, pembangunan concourse baru menuju peron tambahan, pengembangan sistem persinyalan dan listrik aliran atas, serta pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jatibaru. Kegiatan konstruksi dimulai sejak Februari 2025 dan ditargetkan rampung pada akhir tahun.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut mendukung melalui pelebaran Jalan Taman Jatibaru–Citarum, pembangunan JPO Kantor Dinas Teknis, dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD). KAI sendiri menangani penataan sistem e-ticketing, area parkir, dan pengembangan plaza stasiun dengan fasilitas integrasi antarmoda.
“Gedung baru Stasiun Tanah Abang juga dirancang inklusif dengan fasilitas lift, eskalator, dan guiding block demi mendukung aksesibilitas bagi penyandang disabilitas,” tambah Anne.
Modernisasi ini tidak hanya berorientasi pada kapasitas, tetapi juga menjadikan Tanah Abang sebagai model stasiun transit masa depan yang efisien, terintegrasi, dan berkelanjutan. Menurut Anne, kerja sama lintas institusi ini adalah bukti konkret komitmen bersama dalam membangun sistem transportasi publik yang tangguh di tengah pesatnya urbanisasi.
“Dengan peningkatan ini, KAI menghadirkan layanan yang tidak hanya lebih luas, tetapi juga lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan,” pungkasnya.