Transportasi Indonesia | Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, memberikan penjelasan terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sempat terjadi di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta. Ia menekankan bahwa kondisi ini perlu dipahami secara proporsional, karena secara keseluruhan pasokan BBM nasional masih aman.
Bambang menjelaskan, kelangkaan yang terjadi sebagian besar hanya dialami oleh SPBU Shell dan BP di wilayah Jabodetabek. Ia menegaskan, stok BBM nasional tidak terganggu, dan masyarakat tetap bisa mendapatkan produk dengan kualitas serupa melalui SPBU Pertamina.
“Secara nasional, stok BBM aman dan pemerintah sudah memberi ruang tambahan melalui kenaikan kuota. Namun, kita juga harus memahami bahwa permintaan bisa melonjak tiba-tiba di daerah tertentu, sehingga distribusi butuh penyesuaian cepat,” ujar Bambang, dikutip pada Selasa (28/10/2025).
Politisi Fraksi Partai Golkar ini menambahkan, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menaikkan kuota impor BBM hingga 110 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Langkah ini dianggap cukup untuk memastikan ketersediaan pasokan tetap dalam kondisi normal.
Bambang juga menilai positif kebijakan pemerintah yang memberikan ruang bagi SPBU swasta untuk membeli bahan bakar dasar (base fuel) dari Pertamina. Dengan mekanisme ini, SPBU swasta masih bisa menambahkan aditif sesuai standar masing-masing, sehingga mutu dan karakteristik produk tetap terjaga.
“Dengan mekanisme ini, distribusi BBM akan menjadi lebih efisien, stok terjamin, dan koordinasi antara pemerintah, Pertamina, serta SPBU swasta akan semakin baik,” jelasnya.
Bambang menegaskan, Komisi XII DPR RI akan terus mengawal kebijakan ini agar berjalan seimbang, antara menjaga ketersediaan pasokan, mendukung peran swasta, dan melindungi stabilitas ekonomi nasional.
