Rekor Baru! Kunjungan Wisman 2025 Tertinggi Sejak Pandemi

Rekor Baru! Kunjungan Wisman 2025 Tertinggi Sejak Pandemi
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat Laporan Kinerja Bulanan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat.

Transportasimedia.com | Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencatat tonggak penting dalam pemulihan sektor pariwisata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia sepanjang Januari–Agustus 2025 mencapai 10,04 juta kunjungan — rekor tertinggi untuk periode yang sama sejak pandemi COVID-19.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyebut pencapaian ini sebagai bukti bahwa sektor pariwisata nasional telah kembali ke jalur pertumbuhan positif.

“Capaian ini menandai rekor tertinggi kunjungan wisatawan mancanegara sejak pandemi dan menunjukkan arah pemulihan pariwisata Indonesia berada di jalur yang benar,” ujar Widiyanti di Gedung Sapta Pesona, Jakarta (9/10/2025).

Dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang mencatat 9,09 juta kunjungan, angka ini naik 10,38 persen. Bahkan, pada Agustus 2025 saja, jumlah kunjungan mencapai 1,51 juta wisatawan, meningkat 12,33 persen dibanding tahun sebelumnya.

Wisata Domestik Ikut Tumbuh Signifikan

Selain wisatawan asing, geliat wisatawan nusantara (wisnus) juga semakin kuat. Dalam delapan bulan pertama 2025, tercatat 807,55 juta perjalanan wisata domestik, naik 19,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menegaskan, perjalanan wisatawan domestik memiliki dampak langsung terhadap perekonomian nasional.

“Wisatawan nusantara berperan penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat, terutama melalui sektor transportasi, konsumsi publik, dan UMKM,” ujarnya.

Sementara itu, jumlah wisatawan nasional ke luar negeri (wisnas) mencapai 6,13 juta perjalanan, sehingga neraca wisata Indonesia mencatat surplus wisatawan yang memperkuat devisa dan pertumbuhan ekonomi.

UU Kepariwisataan Baru: Menjawab Dinamika Global

Momentum pertumbuhan ini diperkuat oleh langkah strategis pemerintah dan DPR RI yang mengesahkan Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada 2 Oktober 2025.

UU baru tersebut menekankan paradigma pembangunan pariwisata yang lebih holistik dan terintegrasi, dengan fokus pada penguatan SDM, pemberdayaan masyarakat lokal, serta penggunaan teknologi informasi untuk pengelolaan destinasi dan daya tarik wisata.

 “Undang-undang ini menanamkan kesadaran sadar wisata dan keberlanjutan sejak dini melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal,” ujar Menteri Widiyanti.

Selain itu, UU baru juga mempertegas pentingnya Desa dan Kampung Wisata, serta pengembangan event pariwisata sebagai daya tarik ekonomi, sosial, dan budaya.

Insentif Pekerja dan Penguatan SDM

Dalam Paket Ekonomi 2025, pemerintah memberikan insentif PPh 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) bagi pekerja sektor pariwisata berpenghasilan hingga Rp10 juta per bulan, berlaku Oktober–Desember 2025 dan akan dilanjutkan pada 2026.

“Insentif ini bagian dari delapan program akselerasi nasional untuk menjaga daya beli pekerja pariwisata,” jelas Widiyanti.

Selain itu, Kemenpar juga membuka program magang satu tahun bagi lulusan perguruan tinggi pariwisata, bekerja sama dengan HILDIKTIPARI dan Politeknik Pariwisata (Poltekpar) agar para lulusan siap kerja di industri.

Program Unggulan dan Prestasi Dunia

Kemenpar terus menjalankan berbagai program unggulan seperti Wonderful Indonesia Gourmet (WIG), Wonderful Indonesia Wellness (WIW), dan Kharisma Event Nusantara (KEN).

KEN 2025 berhasil menampilkan 74 event di 32 provinsi, menarik 9,74 juta pengunjung dengan nilai transaksi mencapai Rp719,74 miliar, serta melibatkan ribuan UMKM dan pelaku seni di seluruh Indonesia.

Pada tingkat internasional, Indonesia juga menorehkan prestasi di UNESCO Global Geopark Council. Tiga taman bumi nasional — Ciletuh Palabuhanratu, Rinjani Lombok, dan Kaldera Toba — berhasil memperoleh kembali status green card atau kartu hijau.

“Kaldera Toba kembali mendapatkan status hijau berkat kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat,” kata Widiyanti.

Menutup laporannya, Menteri Pariwisata menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar pertumbuhan pariwisata tetap berkelanjutan.

“Pemerintah dan masyarakat harus terus bergandengan tangan agar pariwisata Indonesia semakin maju dan berdaya saing global,” tegas Widiyanti.

#Kemenpar

Index

Berita Lainnya

Index