Pertanian Tumbuh Pesat, SCI Dorong Perbaikan Logistik Pasca Panen

Pertanian Tumbuh Pesat, SCI Dorong Perbaikan Logistik Pasca Panen
Dok. SCI

Sektor pertanian tumbuh 10,52% di awal 2025, tertinggi di antara sektor lainnya. SCI menekankan pentingnya logistik pasca panen yang efisien untuk meminimalkan kerusakan komoditas. Klaster SCM Widyatama dukung peningkatan mutu lewat pelatihan di Sumedang.

Transportasimedia.com - Sektor pertanian Indonesia mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,52 persen (y-on-y) pada triwulan I-2025, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Pertumbuhan ini menjadikan sektor pertanian sebagai penopang utama dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB), dengan kontribusi mencapai 12,66 persen.

Pemerintah Prabowo-Gibran melalui visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” menempatkan pembangunan dari desa dan sektor pertanian sebagai salah satu prioritas utama dalam upaya pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, mengapresiasi capaian tersebut, namun menyoroti perlunya sistem logistik pertanian yang handal. Ia menekankan bahwa salah satu tantangan utama di sektor ini adalah kerusakan pasca panen yang mencapai 8–10 persen, akibat pengelolaan logistik dan distribusi yang belum efisien.

“Logistik yang efisien sangat penting untuk mengelola aliran komoditas dari lahan pertanian hingga ke tangan konsumen. Minimnya infrastruktur dan teknologi sering kali menyebabkan kerusakan hasil panen,” ujar Setijadi.

Pelatihan Logistik dan Penanganan Beras oleh Klaster SCM Widyatama

Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan kualitas rantai pasok pertanian, Klaster Supply Chain Management (SCM) dari Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama Bandung mengadakan Pelatihan Proses Penanganan dan Penyimpanan Beras Organik di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, pada 30 Mei 2025.

Pelatihan dibuka oleh Ketua Klaster SCM Tulus Martua Sihombing dan Kepala Desa Cikurubuk Muhammad Fadar Junawar, serta disampaikan oleh Muchammad Fauzi dan Verani Hartati, kepada para perwakilan kelompok tani.

Materi pelatihan mencakup pentingnya penggunaan mesin pengering gabah untuk mencapai kadar air optimal (14%) serta pengemasan vacuum yang mampu memperpanjang umur simpan beras organik hingga 6 bulan.

Dukung Ekonomi Sirkular di Desa

Selain pelatihan teknis, Klaster SCM juga menjalankan program Pengembangan Ekonomi Sirkular dalam Rantai Pasok Beras Organik yang berlangsung dari April hingga Juni 2025. Inisiatif ini mendorong pemanfaatan limbah ternak sebagai bagian dari sistem pertanian berkelanjutan.

Sebagai bagian dari program, tim PkM turut menyerahkan alat USG hewan untuk mendeteksi kehamilan kambing. Air seni kambing, termasuk dari kambing hamil, dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC) yang kaya unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Pertumbuhan sektor pertanian yang pesat harus diiringi dengan inovasi di sektor logistik, teknologi pasca panen, dan edukasi petani. Upaya yang dilakukan oleh SCI dan Klaster SCM Universitas Widyatama menjadi contoh kolaborasi nyata antara akademisi, masyarakat, dan kebijakan nasional untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. (*)

#Supply Chain Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index