Ransomware 3.0 Berbasis AI Ancam Sektor Strategis Indonesia

Ransomware 3.0 Berbasis AI Ancam Sektor Strategis Indonesia
Munculnya kelompok ransomware berbasis AI memperluas ancaman ke sektor strategis seperti pemerintahan, keuangan, dan teknologi.

Transportasimedia.com | Kaspersky melaporkan bahwa serangan ransomware terhadap bisnis di Indonesia kini semakin tertarget dan tepat sasaran. Dalam laporan paruh pertama tahun 2025, perusahaan keamanan siber global itu menemukan bahwa meskipun hanya 0,25% pengguna bisnis di Indonesia yang terdampak, pola serangan menunjukkan perubahan signifikan dari serangan massal menuju penargetan organisasi bernilai tinggi.

Menurut Kaspersky, hal ini sejalan dengan tren global di mana kelompok ransomware kini lebih memilih sasaran strategis dengan nilai data dan aset yang tinggi, daripada melakukan penyebaran malware secara acak.

Ransomware sendiri merupakan jenis Trojan berbahaya yang memodifikasi data korban sehingga tidak dapat diakses. Setelah sistem korban terenkripsi, pelaku akan menuntut pembayaran tebusan sebelum memberikan alat pemulihan data.

Rata-rata 157 Upaya Ransomware per Hari di Indonesia

Selama tahun 2024, solusi keamanan Kaspersky berhasil memblokir lebih dari 57.000 upaya serangan ransomware di Indonesia—setara dengan rata-rata 157 percobaan serangan per hari. Angka ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi salah satu target penting bagi pelaku kejahatan siber di kawasan Asia Tenggara.

“Munculnya kelompok ransomware berbasis AI seperti FunkSec merupakan sinyal jelas akan evolusi ancaman siber di Indonesia,” ujar Defi Nofitra, Country Manager Kaspersky untuk Indonesia.

“Dengan memanfaatkan kode yang dihasilkan AI dan menerapkan taktik berbiaya rendah namun bervolume tinggi, kelompok ini memperluas jangkauannya ke sektor-sektor penting seperti pemerintahan, keuangan, teknologi, dan pendidikan,” tambahnya.

Defi menjelaskan bahwa dunia kini tengah menghadapi ransomware generasi 3.0 berbasis AI, yang ditandai dengan serangan lebih cepat, canggih, dan sulit diprediksi. Ia menekankan bahwa perusahaan di Indonesia perlu melihat investasi dalam keamanan siber sebagai strategi inti, bukan sekadar biaya tambahan.

Tips Perlindungan dari Kaspersky

Untuk membantu organisasi tetap terlindungi dari ancaman ransomware, Kaspersky menyarankan beberapa langkah penting berikut:

  • Aktifkan perlindungan ransomware di semua titik akhir. Gunakan Kaspersky Anti-Ransomware Tool for Business (gratis) untuk melindungi komputer dan server dari ransomware dan eksploitasi malware.
  • Perbarui perangkat lunak secara rutin di semua sistem agar pelaku tidak dapat mengeksploitasi celah keamanan.
  • Fokus pada deteksi pergerakan lateral dan pencurian data, serta perkuat pemantauan terhadap lalu lintas keluar dari jaringan.
  • Gunakan solusi anti-APT dan EDR untuk deteksi dini ancaman tingkat lanjut dan respons cepat terhadap insiden.
  • Manfaatkan Intelijen Ancaman (Threat Intelligence) untuk memahami taktik dan teknik terbaru pelaku siber.
  • Pertimbangkan solusi Kaspersky Next, yang menyediakan perlindungan real-time, visibilitas ancaman, serta kemampuan investigasi dan respons untuk berbagai ukuran organisasi.

 

Ransomware 3.0: Ancaman Era AI

Kaspersky menyoroti bahwa ransomware 3.0 merupakan evolusi baru yang menggabungkan kecerdasan buatan dalam proses penyerangan. Hal ini memungkinkan pelaku melakukan otomatisasi dalam infiltrasi, enkripsi data, hingga permintaan tebusan dengan tingkat akurasi tinggi.

Perusahaan di Indonesia diimbau untuk segera memperkuat arsitektur keamanan siber mereka, termasuk dengan cadangan data offline dan peningkatan keterampilan tim keamanan melalui pelatihan profesional.

“Kesiapsiagaan terhadap ancaman digital kini menjadi fondasi utama untuk menjaga keberlangsungan bisnis di era ekonomi digital,” tutup Defi Nofitra.(*)

 

#Kaspersky Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index