Transportasimedia.com | Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, Ismail, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Pameran Keterbukaan Informasi Publik 2025 yang digelar oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) RI di Hotel Bidakara, Jakarta.
Dalam sambutannya, Ismail menilai kegiatan ini sebagai terobosan luar biasa di era kepemimpinan Ketua KIP Donny Yoesgiantoro, karena mampu diselenggarakan tanpa membebani anggaran negara. “Ini luar biasa. Di tengah efisiensi, KIP tetap eksis. Saya yakin keberhasilan ini lahir dari komunikasi yang baik antara pimpinan komisioner dengan seluruh pemangku kepentingan, industri, dan peserta pameran,” ujar Ismail.
Transparansi Bukti Pemerintahan Bersih
Ismail menegaskan pentingnya transparansi informasi publik sebagai bukti bahwa lembaga dan badan publik telah bekerja dengan bersih dan profesional. “Jika kita berani terbuka, itu berarti kita bersih. Dan kalau sudah bersih, kenapa harus risih?” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa semangat keterbukaan ini adalah hakikat kelahiran Komisi Informasi Pusat (KIP) sebagai lembaga independen hasil reformasi. “KIP adalah anak kandung reformasi. Negara yang hebat dan memiliki daya saing tinggi adalah negara yang berani transparan,” tambahnya.
Keseimbangan antara Keterbukaan dan Keamanan
Meski begitu, Ismail mengingatkan bahwa tidak semua informasi dapat dibuka secara publik, terutama yang menyangkut pertahanan, keamanan nasional, dan proyek strategis negara. “Di seluruh dunia pun ada pengecualian serupa. Transparansi tetap harus diimbangi dengan perlindungan terhadap data sensitif,” jelasnya.
Tantangan Era Digital
Lebih lanjut, Ismail menyoroti bahwa sebagian besar informasi kini berbentuk digital. “Informasi sekarang sudah menjadi data digital yang mudah diakses (accessible). Kondisi ini membawa banyak manfaat, tetapi juga tantangan,” ujarnya.
Menurutnya, risiko penyalahgunaan data semakin meningkat ketika akses terlalu terbuka. “Yang berbahaya bukan keterbukaannya, tetapi jika data itu dimodifikasi atau disalahgunakan. Ini tantangan besar kita di era digital,” lanjutnya.
Ismail menekankan bahwa kementerian, lembaga, dan sektor swasta kini berlomba menyediakan kemudahan akses informasi bagi masyarakat. “Kita harus mampu menjaga keseimbangan: terbuka, aman, dan berani memanfaatkan teknologi digital. Dengan begitu, kita dapat mewujudkan Indonesia yang memiliki daya saing global,” pungkasnya. (*)