Pilih Fast Charging atau Slow Charging? Simak Ulasan Berikut Ini!

Pilih Fast Charging atau Slow Charging? Simak Ulasan Berikut Ini!
SPKLU Tiang dalam. (Dok: @pln_enjiniring)

Transportasi Indonesia | Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia membuat kebutuhan sarana pengisian daya kian meningkat. Seiring perkembangan tersebut, muncul pertanyaan di kalangan pengguna: apakah metode pengisian cepat (fast charging) mempengaruhi kesehatan baterai lebih besar dibanding pengisian lambat (slow charging)?

Apa Perbedaan Fast Charging dan Slow Charging?

Fast charging memanfaatkan arus searah (DC) dengan daya tinggi. Metode ini memungkinkan baterai terisi hingga sekitar 80 persen dalam kisaran 20–90 menit, tergantung kapasitas baterai dan tipe kendaraan. Sementara itu, slow charging menggunakan arus bolak-balik (AC) dengan daya lebih rendah, umumnya melalui charger rumah atau fasilitas publik Level 1/2. Proses pengisiannya memerlukan waktu lebih lama.

Fast charging biasanya dipilih saat pengguna membutuhkan pengisian cepat, misalnya ketika melakukan perjalanan jauh. Namun, ada dampak tertentu yang perlu dipahami terkait penggunaan metode ini.

Pengaruh Fast Charging terhadap Baterai

Berbagai studi menunjukkan bahwa fast charging dapat mempercepat penurunan performa baterai. Beberapa faktor pemicunya antara lain:

Panas Berlebih
Pengisian cepat menghasilkan suhu lebih tinggi dibanding metode lambat. Suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat penurunan kualitas elektrolit dan material sel baterai.

Lithium Plating
Ketika arus masuk terlalu cepat, ion lithium berisiko menempel pada permukaan anoda alih-alih terserap ke dalamnya. Kondisi ini dapat mengurangi kapasitas dan meningkatkan potensi kerusakan baterai.

Stres Kimia dan Mekanik
Tegangan tinggi pada fast charging dapat menyebabkan perubahan struktur material baterai dan mengikis lapisan perlindungan sel (SEI layer). Dalam jangka panjang, situasi ini berpengaruh pada umur siklus baterai.

Penurunan Kapasitas
Kendaraan yang lebih sering menggunakan fast charging cenderung mengalami penurunan kapasitas baterai lebih cepat dibanding kendaraan yang lebih banyak menggunakan slow charging.

Keuntungan Slow Charging

Slow charging memberi tekanan lebih ringan pada baterai. Arus dan tegangan yang lebih rendah menjaga suhu baterai tetap stabil dan mengurangi stres pada sel. Dampak positifnya, kapasitas dan usia baterai dapat lebih terjaga.

Bagi pengguna yang mengisi daya di rumah setiap malam, slow charging menjadi pilihan praktis dan aman untuk aktivitas harian.

Kapan Fast Charging Dibutuhkan?

Walaupun memiliki potensi mempercepat degradasi baterai, fast charging tetap bermanfaat, terutama dalam kondisi tertentu seperti perjalanan jarak jauh, kebutuhan mendesak, atau ketika waktu pengisian terbatas.

Beberapa rekomendasi agar pengisian cepat tetap aman:

  • Hindari fast charging hingga 100 persen, batasi sampai sekitar 80 persen.
  • Jangan melakukan fast charging berulang kali dalam satu hari.
  • Perhatikan suhu baterai sebelum pengisian.
  • Usahakan tidak mengisi dari kondisi kosong atau hingga penuh menggunakan fast charging.


Kesimpulan

Fast charging memberikan kenyamanan dan efisiensi waktu, namun penggunaannya yang terlalu sering dapat mempercepat penurunan kualitas baterai. Slow charging lebih ramah terhadap umur baterai meskipun membutuhkan durasi pengisian lebih panjang. Pemilihan metode dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan tetap memperhatikan kondisi baterai dan pola penggunaan kendaraan listrik.

#SPKLU

Index

Berita Lainnya

Index