REA Perkuat Armada dan Teknologi Transportasi Laut di Tengah Transisi Energi

REA Perkuat Armada dan Teknologi Transportasi Laut di Tengah Transisi Energi
Dok. REA

Transportasimedia.com| Transportasi laut memegang peranan strategis dalam menjaga kelancaran rantai pasok energi nasional, khususnya untuk pengiriman batu bara ke pembangkit listrik di berbagai wilayah Indonesia. Di tengah tantangan transisi energi dan dinamika regulasi, efisiensi dan keandalan armada menjadi kunci utama keberlangsungan sektor ini.

Sejak berdiri pada tahun 2021, PT Rizky Energi Alam (REA) menjadikan efisiensi transportasi laut sebagai fokus utama dalam mendukung distribusi energi nasional.

Dalam peringatan hari ulang tahun keempatnya, Direktur Utama PT REA, Muhamad Wildan Rizkyansyah, menegaskan komitmen perusahaan untuk menghadirkan sistem transportasi laut yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing tinggi.

“Kami berupaya menghadirkan transportasi laut yang efisien, handal, dan tepat waktu, karena sektor ini menjadi tulang punggung rantai pasok energi nasional,” ujar Wildan, Sabtu (25/10/2025).

PT REA saat ini mengoperasikan 10 armada yang terdiri dari kapal jenis tug-barge dan self-propeller barge (SPB). Armada tersebut memiliki kapasitas angkut mulai dari 230 hingga 330 kaki, serta SPB berkapasitas hingga 12.000 metrik ton. Seluruh armada beroperasi di rute strategis seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi, Jawa, dan Sumatera.

Menurut Wildan, penyebaran armada di berbagai wilayah menjadi strategi penting agar pasokan batu bara ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dapat berjalan lancar.

“Dengan jangkauan operasional yang luas, kami bisa memastikan distribusi energi tetap stabil dan efisien,” ujarnya.

Untuk menjaga keandalan transportasi laut, PT REA menerapkan sistem fleet management yang memungkinkan pemantauan posisi kapal, kecepatan, konsumsi bahan bakar, hingga jadwal perawatan secara real-time. Langkah ini dinilai efektif dalam menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan efisiensi pengiriman.

Selain itu, PT REA juga menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta platform pemantauan cuaca guna meminimalkan risiko keterlambatan akibat cuaca ekstrem.

“Kami bisa mendapatkan peringatan dini dua hingga tiga hari sebelum keberangkatan, sehingga perencanaan pelayaran bisa lebih presisi,” jelas Wildan.

Di tengah agenda transisi energi nasional, PT REA turut menyiapkan langkah adaptif untuk menjaga keberlanjutan bisnis transportasinya. Salah satunya dengan melakukan diversifikasi layanan logistik ke komoditas non-batu bara dan menjajaki kerja sama dengan penyedia energi baru terbarukan (EBT).

“Kami melihat transportasi laut tidak hanya menjadi pendukung sektor batu bara, tetapi juga akan berperan penting dalam distribusi energi bersih di masa depan,” tutur Wildan.

Pada momentum HUT ke-4, PT Rizky Energi Alam menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat transportasi laut Indonesia melalui inovasi, efisiensi, dan adaptasi teknologi. Dengan kinerja armada yang terus tumbuh dan sistem operasional yang semakin modern, REA menunjukkan bahwa transportasi laut tetap menjadi pilar penting dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Berita Lainnya

Index