Transportasi Indonesia | Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Lautan Kumala (PNLK) Hadi Prayitno menyampaikan langkah mitigasi yang dijalankan perusahaan dalam menjaga kelancaran distribusi batubara melalui transportasi laut. Pernyataan tersebut disampaikan dalam wawancara bersama Majalah Listrik Indonesia, dikutip pada Kamis (30/10/2025).
Ia menegaskan bahwa PNLK menerapkan strategi untuk menghadapi tantangan cuaca, keterbatasan infrastruktur pelabuhan, dan dinamika regulasi dalam rantai pasok energi nasional.
Transportasi laut memainkan peran penting dalam mendukung pasokan energi Indonesia, khususnya untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memerlukan suplai batubara secara berkelanjutan. Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas banyak pulau, distribusi energi memerlukan pengelolaan logistik yang tepat agar kebutuhan listrik di berbagai daerah tetap terpenuhi.
Menurut Hadi, pemantauan cuaca real-time serta penyesuaian rute pelayaran menjadi bagian dari strategi operasional PNLK dalam menjaga kelancaran pengiriman batubara. Selain itu, perusahaan mengoperasikan armada berkapasitas besar, seperti Tug and Barge minimal 365 feet, Self Propeller Barge, serta kapal tipe Handysize yang dinilai memiliki kemampuan menghadapi kondisi cuaca berat, terutama di wilayah selatan Jawa.
“Untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur, PNLK melakukan investasi pada armada yang sesuai serta pemanfaatan teknologi logistik dan pelayaran. Sementara itu, dalam menghadapi hambatan regulasi, PNLK memastikan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, menjaga komunikasi aktif dengan otoritas terkait, serta menyiapkan dokumen dan perizinan secara lengkap,” ujar Hadi, yang merupakan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Angkatan 30 itu.
Sebagai mitra PT PLN (Persero), PNLK berperan dalam mendistribusikan batubara ke sejumlah PLTU di Indonesia. Jangkauan distribusi meliputi wilayah Sumatra bagian barat dan utara, Jawa bagian utara dan selatan, Kalimantan, serta kawasan timur seperti Lombok, Timor, Ambon, dan Maluku.
Saat ini, PNLK memiliki satu set armada tugboat dan tongkang. Untuk memenuhi permintaan angkutan yang terus meningkat, perusahaan juga menyewa kapal melalui skema time charter. Jenis kapal yang digunakan mencakup Handysize 17.000–48.000 DWT, Self Propeller Barge 8.000–12.000 DWT, serta Tug and Barge 7.500–18.000 DWT.
Dalam tiga tahun terakhir, kapasitas pengiriman perusahaan mengalami peningkatan. Volume pengangkutan batubara tercatat sebesar 7.200 ton pada 2022, naik menjadi 800.000 ton pada 2023, dan mencapai 1,8 juta ton pada 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan kebutuhan distribusi energi nasional.
Dengan strategi peningkatan efisiensi armada, pemanfaatan teknologi, dan kepatuhan regulasi, PNLK berupaya mendukung ketahanan energi Indonesia. Adaptasi terhadap kondisi cuaca dan kesiapan operasional menjadi bagian penting dalam memastikan pasokan batubara ke pembangkit tetap terjaga.