Transportasimeda.com| Bus Trans Koetaradja menjadi bukti nyata bahwa layanan transportasi publik gratis bukan sekadar wacana, tetapi bisa diwujudkan dan beroperasi secara berkelanjutan. Sejak diluncurkan pada 2 Mei 2016, sistem angkutan massal ini telah menjadi andalan masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar dalam mendukung mobilitas harian yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menilai keberadaan Trans Koetaradja sebagai salah satu contoh sukses pengelolaan transportasi publik di daerah.
“Trans Koetaradja menunjukkan bahwa dengan manajemen yang baik dan komitmen pemerintah daerah, layanan transportasi publik gratis bisa berjalan secara efektif dan berkelanjutan,” ujar Djoko dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).
Djoko menjelaskan, program ini sejalan dengan semangat pemerintah dalam memperluas akses transportasi massal yang inklusif dan terintegrasi. Dengan 6 koridor utama dan 9 rute feeder yang menjangkau berbagai kawasan strategis, Trans Koetaradja tidak hanya membantu mengurangi beban biaya transportasi masyarakat, tetapi juga berperan dalam menekan kemacetan dan emisi kendaraan pribadi.
“Pemberian layanan transportasi gratis seperti Trans Koetaradja sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah, pelajar, dan mahasiswa. Selain itu, secara makro, kebijakan ini mendukung pengendalian penggunaan kendaraan pribadi di perkotaan,” jelas Djoko.
Ia menambahkan, keberhasilan Trans Koetaradja tidak lepas dari dukungan anggaran daerah yang konsisten, serta perencanaan rute yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Namun, Djoko juga mengingatkan pentingnya peningkatan ketepatan waktu dan integrasi antar moda untuk menarik lebih banyak pengguna.
“Yang perlu dijaga adalah konsistensi layanan dan peningkatan kualitas, termasuk ketepatan waktu, karena ini sangat menentukan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik,” katanya.
Djoko berharap keberhasilan Trans Koetaradja dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan layanan transportasi publik yang tidak hanya murah, tetapi juga nyaman dan berkelanjutan.
“Aceh telah membuktikan bahwa transportasi publik gratis bukan hal mustahil. Tinggal bagaimana daerah lain belajar dari model ini untuk membangun sistem serupa sesuai karakter wilayahnya,” pungkasnya.