Transportasi Indonesia | Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menyatakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina mengalami penurunan setelah kasus hukum yang terjadi awal tahun ini. Pernyataan tersebut disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Selasa (28/10/2025).
“Itu tentu PR besar bagi Pertamina kita harus kerja keras untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat, dengan tata kelola yang baik dan semakin transparan,” ujar Simon.
Simon menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa melarang konsumen untuk memilih produk dari SPBU swasta. Beberapa masyarakat memang beralih ke BBM swasta, dan hal itu merupakan hak konsumen. Karena itu, Pertamina berupaya memastikan produk yang dihasilkan tetap berkualitas sekaligus membangun kembali kepercayaan publik.
"Saya atas nama Pertamina akan kerja keras juga untuk supaya menghasilkan produk berkualitas dan tentu bisa mendapat dukungan masyarakat," pungkasnya.
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa pangsa pasar BBM non-subsidi di SPBU swasta terus meningkat. Pada 2024, angkanya mencapai kenaikan 11% dan meningkat menjadi sekitar 15% pada Juli 2025. Tren ini menunjukkan adanya pergeseran konsumsi sekaligus pertumbuhan outlet SPBU swasta.
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter. Jumlah ini dianggap cukup untuk memenuhi tambahan alokasi kebutuhan SPBU swasta hingga Desember 2025, yakni sekitar 571.748 kiloliter.
Kondisi tersebut menempatkan Pertamina pada tantangan ganda: memperkuat kepercayaan masyarakat sekaligus menjaga ketersediaan pasokan BBM di tengah meningkatnya peran SPBU swasta.