Transportasi Indonesia | Pengembangan penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar bensin menjadi salah satu langkah yang ditempuh sejumlah negara untuk menekan emisi karbon, mengurangi ketergantungan pada minyak fosil, dan memperkuat ketahanan energi. Pendekatan masing-masing negara berbeda, namun memiliki tujuan serupa dalam mendorong sistem energi yang lebih berkelanjutan.
Etanol sebagai bahan bakar umumnya berasal dari tanaman seperti tebu, jagung, dan singkong. Penggunaannya dalam bensin bervariasi, mulai dari 5 persen (E5) hingga 85 persen (E85), bergantung pada regulasi pemerintah dan kesiapan infrastruktur energi di setiap negara.
Berikut ringkasan kebijakan dan implementasi etanol sebagai campuran bensin di berbagai negara:
Brasil
Brasil dikenal sebagai salah satu negara yang cukup lebih awal mengadopsi bahan bakar berbasis etanol. Kebijakan campuran E27 hingga E30 telah diterapkan sejak lama, menjadikan etanol bagian dari strategi transisi energi di negara tersebut.
Thailand
Thailand menerapkan mandat E10 dan menyediakan pilihan bahan bakar E20 dan E85. Upaya ini sejalan dengan program diversifikasi energi dan pengurangan impor bahan bakar minyak.
Vietnam
Vietnam menargetkan penerapan wajib E10 mulai 2026 dan peningkatan menjadi E15 pada 2031. Langkah ini mendukung strategi nasional untuk menurunkan emisi karbon.
India
India memiliki kebijakan nasional biofuel dengan target pencampuran E20 dalam beberapa tahun ke depan. Program ini juga diarahkan untuk mengurangi impor minyak mentah dan memanfaatkan bahan baku pertanian lokal.
China
Sejumlah provinsi di China telah menggunakan E10, sementara pemerintah pusat masih mengkaji penerapan secara nasional. Negara ini terus meningkatkan kapasitas produksi etanol domestik.
Filipina
Filipina sudah memberlakukan mandat E10 secara nasional. Kebijakan ini didukung oleh regulasi pemerintah dan partisipasi sektor swasta.
Amerika Serikat
Banyak negara bagian di Amerika Serikat mewajibkan penggunaan E10. Selain itu, bahan bakar E15 dan E85 juga tersedia di beberapa wilayah, terutama untuk kendaraan fleksibel (flex-fuel vehicles).
Uni Eropa
Beberapa negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Swedia, telah memperkenalkan E5 dan E10. Sejumlah negara tengah mempertimbangkan campuran etanol yang lebih tinggi untuk mendukung target emisi nol bersih.
Australia
Australia menerapkan kebijakan campuran E10 di beberapa negara bagian, sementara lainnya masih bersifat sukarela. Pemerintah juga memperluas infrastruktur pendukung bahan bakar berbasis etanol.
Indonesia
Indonesia saat ini sedang berada pada tahap awal penerapan bioetanol dengan campuran E5 hingga E10. Pemerintah mengkaji perluasan program sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor transportasi dan pengurangan impor BBM.
Penerapan etanol dalam bahan bakar menunjukkan bahwa upaya transisi energi tidak selalu berfokus pada elektrifikasi. Banyak negara mengintegrasikan biofuel sebagai bagian dari strategi energi untuk mencapai emisi lebih rendah dan meningkatkan ketahanan pasokan energi. Pendekatan ini memberikan alternatif dalam perjalanan menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.