Transportasi Indonesia | Kilang minyak memegang peran penting dalam memastikan kelancaran distribusi bahan bakar minyak (BBM) ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil. Sebagai fasilitas pengolahan minyak mentah menjadi produk siap pakai, keberadaan kilang menjadi bagian dari strategi menjaga ketahanan pasokan energi serta mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refinery & Petrokimia, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), mampu memenuhi sekitar 70 persen kebutuhan BBM nasional melalui enam kilang yang beroperasi di berbagai wilayah. Optimalisasi kapasitas produksi domestik ini membantu menekan kebutuhan impor BBM dan menjaga stabilitas pasokan energi nasional, terutama ketika terjadi dinamika harga minyak global.
Salah satu contoh penerapan peran kilang terhadap distribusi energi terlihat pada Kilang RU VII Kasim di Papua Barat Daya. Kilang tersebut memproduksi Pertalite dan Biosolar untuk memenuhi kebutuhan BBM di Papua. Keberadaannya memperpendek rantai distribusi, menurunkan biaya logistik, dan mendukung akses BBM di wilayah dengan kondisi geografis menantang.
Pemerintah bersama Pertamina juga terus meningkatkan kapasitas kilang nasional. Pada periode 2019–2023, kapasitas kilang meningkat sekitar 126.200 barel per hari. Proyek Refinery Development Masterplan (RDMP) Balikpapan menjadi salah satu kegiatan utama yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi nasional hingga sekitar 1,4 juta barel per hari dari kapasitas saat ini sekitar 1,05 juta barel per hari. Pengembangan kilang juga diarahkan menghasilkan BBM dengan kualitas lebih bersih sesuai standar Euro 5.
Selain menjaga kebutuhan harian, kilang berperan dalam memastikan pasokan tetap stabil saat permintaan meningkat, seperti pada periode libur panjang dan hari besar nasional. Pertamina memastikan operasional kilang tetap optimal melalui kesiapan fasilitas, pengelolaan stok bahan baku, dan ketersediaan tenaga kerja yang kompeten.
Meski kapasitas kilang terus bertambah, kebutuhan BBM dalam negeri masih lebih tinggi dari kemampuan produksi saat ini. Pemerintah mendorong pembangunan kilang baru dan modernisasi kilang eksisting agar produksi semakin efisien dan mampu memenuhi standar kualitas yang lebih baik. Integrasi proses kilang dengan petrokimia juga menjadi fokus untuk meningkatkan nilai tambah industri energi dan memperkuat daya tahan terhadap fluktuasi pasar.
Melalui penguatan kapasitas kilang, distribusi yang merata, dan peningkatan efisiensi operasional, infrastruktur pengolahan minyak diharapkan terus mendukung ketersediaan BBM, termasuk bagi masyarakat di wilayah terpencil, dan menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan energi nasional.